Saya membelinya di sebuah lapak stationery di pinggir rel kereta dekat Stasiun UI (sekarang sudah digusur dan berpindah beberapa meter masuk ke dalam sebuah gang bernama gang Sawo), harganya murah, saat itu Post-It yang sama persis dengan punya teman saya tersebut dijual dengan harga Rp 2.000,- per kemasan. Ternyata Post-It ini beragam jenisnya, dan salah satunya mengingatkan saya pada kertas-kertas memo yang biasa ditempel di pintu kulkas dan tepian layar komputer. Oh, jadi benda tersebut namanya Post-It, pikir saya waktu itu.
Walaupun pada akhirnya saya jarang menggunakan Post-It, namun saya tetap menyukai konsep brilian di balik kesederhanaan bentuknya. Suatu hari setelah liburan Lebaran di tahun 2011, saya membeli sebuah buku berjudul 100 Great Business Ideas karya Emily Ross dan Angus Holland, dan senangnya buku tersebut memenuhi ekspektasi saya tentang inspirasi-inspirasi dari kesuksesan berbagai merek besar dunia. Salah satu isinya ternyata membahas tentang Post-It yang ternyata bukan nama benda yang saya kagumi itu, melainkan nama mereknya.
Post-It yang memiliki merek resmi Post-It Note ini merupakan salah satu produk andalan di bawah payung 3M Company, sebuah perusahaan multinasional penghasil produk-produk industrial, produk konsumer, perawatan kesehatan, hingga transportasi truk yang berbasis di kota St. Paul, Minnesota, Amerika Serikat.
Awal mula terciptanya Post-It Note merupakan buah ide dari sepasang rekan kerja, Arthur Fry dan Spencer Silver, yang bekerja di divisi riset 3M. Kala itu, Silver menemukan sebuah formula lem yang tidak terlalu lengket ketika sedang bereksperimen dengan lem yang digunakan untuk pita perekat. Lem buatan Silver tersebut dipandang revolusioner karena dapat menempel dan dilepas lagi tanpa merusak permukaan yang ditempel, namun sayangnya ia tidak menemukan kegunaan nyata lem tersebut. Ia pun memutuskan untuk mempromosikan perekat berdaya lekat rendah kepada anggota divisi riset lainnya di 3M, dan berharap dapat menarik minat orang.
Arthur Fry dan Spencer Silver
Seorang anggota divisi riset lain, Art Fry, menemukan kegunaan komersial lem berdaya lekat rendah tersebut setelah mengikuti presentasi yang dilakukan oleh Silver. Dalam sebuah latihan paduan suara di gereja, Fry menjadi sangat jengkel karena pembatas buku yang digunakannya untuk menandai buku nyanyiannya terus terjatuh. Ia sadar bahwa jika ia menggunakan lem buatan Silver pada kertas nota, maka ia dapat menandai halaman-halaman bukunya dengan pembatas buku lengket tanpa merusak halamannya. Bingo! Ide revolusioner Post-It Note pun resmi dilahirkan.
Sayangnya, konsep Post-It Note tersebut mengalami proses pengembangan yang lambat. Lima tahun sejak Silver menemukan lem berdaya rekat rendah tersebut, komersialisasi Post-It Note nyaris tidak berjalan karena para eksekutif 3M berpendapat produk tersebut akan memiliki kompetitor kuat berupa kertas-kertas coretan, sehingga orang tidak akan mau membelinya.
Sebuah karya seni hias dinding yang menggunakan Post-It-Note
Namun, Fry terus menekuni proyek 'kesayangannya' tersebut dengan membuat sebuah mesin di ruang bawah tanah rumahnya yang dapat mengoleskan lem pda segulung kertas. Percobaan demi percobaan ia lakukan dengan menggunakan lem buatan Silver tersebut hingga akhirnya di tahun 1997, ia menguji coba Post-It Note di pasaran, namun sayang, hasilnya tidak begitu meyakinkan. Hingga akhirnya 3M mengujinya di kalangan internal dan menemukan bahwa Post-It Note mulai disukai oleh para karyawan dan menjadi sebuah cara baru dalam berkomunikasi, meninggalkan kertas tempel sebagai pengingat di berbagai tempat di area kantor pusatnya. Lalu seorang eksekutif 3M diam-diam melakukan uji coba pemasaran Post-It Note di sebuah kota di negara bagian Virginia untuk melihat apakah konsumen menyukainya atau tidak, dan tanpa disangka sambutannya sungguh positif.
Akhirnya, Post-It Note resmi diluncurkan pada musim panas di tahun 1980 dan meraih kesuksesan yang begitu cepat. Kini telah tersedia lebih dari seribu variasi Post-It Note di pasaran, dan salah satunya adalah yang pernah saya coba. Begitu populernya Post-It Note di dunia, maka mudah pula ditemui produk serupa tapi tak sama di pasaran. Saya pun menyadari bahwa Post-It Note yang pertama kali saya beli ternyata merupakan merek lain yang memang mencantumkan nama produk besutan 3M tersebut sebagai nama jenis barang, bukan merek. Post-It Note versi asli mudah ditemukan di berbagai toko stationery dan harganya, ya lebih mahal beberapa ratus rupiah saja. (100 Great Business Ideas)
great....terimakasih postingannya ya
ReplyDelete